ID Realita – Gim buatan pengembang Indonesia semakin populer di pasar dunia, dengan beberapa judul terkenal seperti DreadOut dan Coral Island yang telah menarik perhatian jutaan pemain internasional.
Fenomena peningkatan popularitas gim-gim ini menjadi fokus utama dalam acara tahunan Indonesia Game Developer eXchange (IGDX) 2025. Acara yang berlangsung di The Stones Hotel, Bali, ini bertujuan untuk mempertemukan ratusan pengembang lokal dengan penerbit, investor, dan media internasional.
“Gim bukan sekadar hiburan semata, tetapi juga menjadi jembatan penghubung karya generasi muda Indonesia dengan pasar global”, kata Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid diterima, Minggu (12/10/2025).
Di tengah ketatnya persaingan industri gim global, Meutya mengajak para generasi muda untuk berpikir kreatif, berinovasi, dan bekerja keras dalam melahirkan karya-karya gim berkualitas.
Menurut Meutya, dengan semangat generasi muda untuk berkarya, Indonesia akan menjadi pusat industri kreatif digital di kawasan Asia Tenggara.
“Generasi muda atau Gen Z menjadi faktor penting mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai pusat industri kreatif digital di kawasan ASEAN, tempat berkumpulnya talenta, teknologi, dan investasi untuk menghasilkan karya-karya berkelas dunia,” tuturnya.
Meutya menegaskan pemerintah akan terus mendukung ekosistem gim nasional melalui rangkaian kegiatan IGDX dan platform Garuda Spark Innovation Hub yang baru saja diluncurkan di Kota Bandung dan Jakarta.
“Kami mengajak seluruh pengembang gim untuk menjadi bagian dari Garuda Spark Innovation Hub yang akan menghubungkan seluruh pemangku kepentingan industri kreatif digital dalam satu wadah,” jelasnya.
IGDX 2025 menghadirkan para pengembang gim dari seluruh Indonesia, salah satunya adalah Adelia Misha, siswi SMP asal Malang, yang datang ke Bali menggunakan bus untuk mengikuti IGDX 2025 dan menampilkan karyanya.
Di usianya yang baru menginjak 13 tahun, Misha yang masih duduk di bangku kelas I SMP ini telah melahirkan tiga karya gim.
Dalam IGDX 2025, Misha memperkenalkan gim buatannya yang berjudul Mocchi Mitten Bubble Revenge.
Presiden Asosiasi Game Indonesia (AGI) Shafiq Husein menekankan bahwa kualitas permainan yang dihasilkan oleh pengembang lokal kini mampu bersaing secara global, khususnya di kawasan Asia Tenggara.
Dalam sebuah pameran, ia mengungkapkan bahwa para peserta, termasuk pelajar, telah menunjukkan kemampuan untuk berkompetisi dengan pasar internasional. Hal ini dibuktikan dengan prestasi tiga gim asal Indonesia yang berhasil meraih penghargaan di Kuala Lumpur, Malaysia.
”Dari lima kategori, tiga di antaranya dimenangkan oleh kita. Itu merupakan bukti bahwa kita sudah sangat siap dari segi kualitas dan industri, hanya perlu sedikit dorongan lagi dari para pemangku kepentingan agar semakin matang,” ujar Shafiq.
Shafiq juga menegaskan AGI akan terus mendukung pengembang muda seperti Misha serta memperkuat kerja sama dengan pemerintah untuk memajukan industri gim nasional.
AGI berencana untuk terus berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, serta menjadi jembatan bagi pemangku kepentingan yang ingin terlibat atau menjalin kerjasama dalam sektor gim di Indonesia.
Dengan langkah-langkah ini, AGI berharap dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan industri gim di tanah air.