ID Realita– Di desa-desa di wilayah timur dan utara Kabupaten Pati, bendera merah putih berkibar setengah tiang sebagai simbol duka dari masyarakat untuk pemimpin mereka. Ini bukan karena hari berkabung nasional, melainkan sebagai ungkapan ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan.

‎Aksi ini muncul setelah demonstrasi besar pada 13 Agustus 2025, di mana ribuan warga menuntut pemakzulan Bupati Sudewo.

Koordinator aksi, Arie Dwi, menekankan bahwa pengibaran bendera setengah tiang adalah bentuk protes yang elegan dan damai.

Ia menyatakan bahwa banyak kebijakan, seperti wacana kenaikan PBB-P2 dan aturan lima hari sekolah, dianggap tidak melibatkan masyarakat dan jauh dari semangat musyawarah.

‎Dengan bendera setengah tiang, Arie menegaskan bahwa mereka ingin menyampaikan pesan bahwa Pati sedang dalam keadaan darurat.

‎Aksi ini menyebar dengan cepat di seluruh desa, menciptakan suasana muram yang terlihat dari jalan-jalan hingga teras rumah.

Warga, seperti Sulastri, merasa bahwa pengibaran bendera adalah cara yang lebih aman untuk mengekspresikan ketidakpuasan tanpa risiko dituduh membuat kerusuhan. Ini memungkinkan semua lapisan masyarakat, dari anak muda hingga orang tua, untuk berpartisipasi.

Selain itu, warga yang namanya Agung menyampaikan gerakan mengibarkan bendera merah putih setengah tiang dikarenakan kabupaten pati kini berduka.

‎”ya kami anggap kabupaten Pati untuk saat ini sedang darurat, mulai dari darurat kebijakan bupati hingga sifat kepemimpinan yang terbilang arogan”, kata Arie kepada ID Realita, Senin (27/08/2025).

‎Arie menegaskan bahwa gerakan ini akan terus berlangsung hingga ada tanggapan dari pemerintah pusat. Dengan cara ini, mereka berharap suara masyarakat Pati didengar dan diperhatikan, serta mengingatkan seluruh negeri bahwa kondisi di Pati tidak baik-baik saja.

‎Warga Pati mengekspresikan tuntutan mereka melalui aksi simbolik mengibarkan bendera setengah tiang, menegaskan komitmen untuk tetap damai dalam menyampaikan aspirasi mereka.

Meskipun situasi politik lokal sedang riuh, mereka berharap perubahan dapat dicapai dengan cara yang bermartabat dan tanpa menimbulkan konflik baru.